Apakah kalian pernah merasakan situasi di saat kalian mempunyai mimpi yang besar, tetapi orang-orang justru meremehkan atau pesimis bahwa kalian dapat mencapai mimpi tersebut?
Atau jangan-jangan kalian pernah melakukan hal tersebut kepada orang lain?
Ketika banyak bermunculan omongan negatif orang lain yang ditujukan untuk kita, sebagian dari kita mungkin akan mengabaikannya dan tetap fokus berusaha untuk menggapai mimpi. Akan tetapi, tidak semua orang dengan mudahnya dapat mengabaikan omongan tersebut kan? Ada orang-orang yang gampang sekali terpengaruh dengan omongan orang lain. Mau sekeras apapun dia berusaha untuk mengabaikan omongan orang lain, pasti akan terngiang di pikirannya. Dan gawatnya, omongan negatif tersebut dapat membuatnya menjadi pesimis dan berhenti untuk menggapai mimpinya.
Salahkah jika bermimpi besar?
Bukankah perubahan-perubahan besar berawal dari mimpi-mimpi yang besar?
Thomas Alva Edison, dia dikeluarkan dari sekolah dan dicap bodoh. Akan tetapi, ibunya tidak ikut mengatakan bahwa dia bodoh. Ibunya justru berkata, “anak saya, Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia”. Dan jadilah Thomas Alva Edison yg kita kenal sekarang.
Bagaimana kalau ibunya juga pesimis terhadap anaknya?
Mungkin sebaiknya kita harus berhenti untuk mempesimiskan orang lain. Kasihan kan orang-orang yang mempunyai mimpi yang besar, bahkan barangkali mimpinya tersebut dapat bermanfaat bagi banyak orang, tetapi kita malah membuatnya menjadi pesimis?
Selagi masih ada kesempatan untuk dia berusaha menggapai mimpinya, mengapa tak kita coba untuk menyemangatinya untuk lebih berusaha lagi?
Jangan merusak cerita hidup orang lain